Makna Matinul Khuluq

Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk2-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat

 (Akhlaq yang kuat) merupakan akar dari akhlaqul karimah. Kekuatan akhlaq yang berasal dari penerapan tauhid dalam diri, kemudian terjewantahkan menjadi akhlaqul karimah. 

Seorang manusia dibentuk untuk memiliki sikap dan sifat selayaknya manusia. Misalnya, marah ; Seorang Muslim yang marah ketika ajaran Islam dihinakan, hukum Allah ditelantarkan, jelas memiliki akhlaq yang kuat.

Permasalahan tidak menjadi sempit ketika kita tempatkan masalah pada porsinya. Ada alasan dan cara yang menjadi variabel selain dari emosi. Matinul khuluq membawa kita untuk berakhlaq sesuai dengan kondisi dan keadaan. Karena manusia memang bukan malaikat.

Ketika bicara mengenai akhlaqul karimah, kita bicara mengenai implementasi semata, bagaimana berakhlaq secara umum dengan baik. Kenyataan sangat berbeda.

Contoh matinul khuluq adalah ketika Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika beliau berhadapan dengan ayah dan kaumnya. Penuh dengan permusuhan terhadap kemusyrikan. Tidak ada yang menyatakan bahwa akhlaq Nabi Ibrahim ketika itu sebagai akhlaq yang tercela. Bahkan Allah memuji dan perintahkan kita untuk meneladaninya.

Akhlaqul karimah adalah hal yang baik, namun tidaklah cukup. Matinul khuluq meliputi akhlaqul karimah dan keutuhan dalam tauhid.

Mengapa demikian? Karena akhlaqul karimah menjadikan kebaikan dan nilai-nilai manusiawi sebagai parameter. Seorang pendeta bisa berakhlaq yang baik.Namun matinul khuluq menjadikan tauhid sebagai barometer penilaian dan timbangan baik atau buruk. Kepribadian bertauhid yang utuh.

Rasulullah pernah meluruskan pemahaman mengenai pepatah Arab jahiliyah, “Bantulah saudaramu baik ketika ia benar maupun salah.” Mengenai peribahasa itu, Rasul meluruskan membantu saudara dalam kebaikan adalah dengan mendukungnya semampu kita. 

Lalu sahabat menanyakan, “Kami mengerti bagamana membantu dalam kebaikkan, namun bagamana (maksud) membantunya dalam kemaksiatan?”

Rasul menjawab, “Dengan mencegahnya.”

Inilah matinul khuluq. Ketika kita tetap melangkah sesuai dengan tuntunan tauhid sebagai timbangan.

Akhlaqul karimah akan menghentikan kita ketika keadaan membutuhkan tindakan yang tegas, konfrontasi misalnya, namun matinul khuluq tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar